Sabtu, 30 Maret 2013

KITA SATU NAMA "BOBOTOH"

Hari ini sabtu 30 maret 2013 memang menjadi hari yang sangat cerah dimana hari ini tim kebanggan kita akan bertanding, #PERSIBday pun menjadi trending topic di twitter. Namun sayangnya atau entah kebetulan kali ini saya tidak ke teras (stadion) karena situasi kondisi dan berbagai pertimbangan pula., saya pun hanya dapat menyaksikan melalui saluran di layar kaca. Entah mengapa dibenak saya muncul suatu perasaan tidak mengenakan dimana match hari ini akan melawan Gresik United, yang tanggal 1 Desember lalu pun kala menghadapi tim yang sama namun menyesakan tangis, dan luka.

Sesaat sebelum pertandingan dimulai, awan mendung terlihat menyelimuti sekitaran stadion yang mungkin inilah pertanda hal buruk ini akan terjadi. Kick off babak pertama pun dimulai, saya anteng nonton TV dan meninggalkan semua aktifitas dirumah. Pertandingan berlangsung seru, kedua tim saling serang disertai berbagai kesalahan mendasar yang dilakukan kedua tim. Hingga pada menit ke-33 saya pun berjingkrak kegirangan ketika seorang Kenji Adachihara berhasil membobol gawang Gresik United, 1 - 0 menutup babak pertama. Ketika babak kedua dimulai dirumah pun turun hujan cukup lebat disertai dengan sambaran petir yang sempat membuat tayangan di TV jadi runyem. Disinilah awal mula petaka itu terjadi, di pertengahan babak kedua yang tengah berlangsung dari layar kaca nampak tersorot oleh kamera dimana pasukan dari aparat mengerubungi sisi dari tribun utara dan kamera pun beberapa saat menyorot seseorang yang sedang digotong oleh beberapa keamanan. Saat itu saya pun mengingat betapa ngeri-nya kejadian seperti ini terulang kembali, dan saya pun mencoba untuk menghubungi beberapa rekan saya yang saat itu sedang berada di lokasi. Menurut berbagai pandangan kejadian ini terjadi akibat dari profokasi dari salah seorang oknum, lalu ada yang melihat gara-gara pagar jebol, dan masalah yang paling klasik adalah karena beda kelompok supporter. Tidak lama salah seorang kerabat saya yang lain mengirim sms bahwa ia menjadi salah satu korban dengan luka di kakinya, bahkan terjadi kejar-kejaran hingga diluar stadion katanya.
Situs berita-berita persib pun mengklaim bahwa ada 3 orang yang sesak nafas, dan 5 orang oknum profokator telah diamankan.

Dari kejadian yang (kembali) terjadi ini, meskipun memakan pasti ada hikmahnya. Kejadian ini membuat kita harus lebih dewasa menanggapi berbagai hal yang terjadi. Hakikatnya setiap manusia pasti memiliki perbedaan, bahkan anak kembar sekalipun. Oleh karena itu, perbedaan jangan membuat kita menjadi berprasangka negatif terhadap orang lain, toh belum tentu kita lebih baik darinya. Harus diakui semakin kesini semakin banyak firm (kelompok) yang terbentuk, namun tujuan kita sama, dukungan kita sama, KITA BOBOTOH, KITA SAMA MENDUKUNG PERSIB, KABEH DULUR !! Hal ini pun harusnya membuat cambuk untuk kita semua, karena disaat tim yang kita dukung sedang bertanding kita malah saling mempertandingkan ego masing-masing. Sekarang waktunya introspeksi, tanya pada diri sendiri apakah anda layak disebut "BOBOTOH" ?? apa itu tugas dan fungsi bobotoh? apakah kita sudah memberikan hal dukungan positif terhadap dukungan kita ?? apakah dengan ribut, rasis, pelemparan, profokasi sudah layak disebut dewasa ?? apa mungkin kita harus membuang ego kita dengan kelompok supporter masing-masing dan kembali hanya ada satu nama yaitu "BOBOTOH"

Memang saya tidak berada di lokasi saat kejadian, tapi saya pernah merasakan betapa naasnya ketika perpecahan itu terjadi disaat kita tidak mengerti apa yang terjadi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tragis memang, tapi yang terjadi biarlah terjadi. Semoga korban-korban lekas sembuh dan tidak ada lagi berita yang tidak mengenakan, dan semoga kedepannya tidak ada lagi hal-hal yang bisa membuat perpecahan sesama bobotoh.

#RESPECT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar